Kecanduan judi merupakan salah satu masalah serius yang dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, mulai dari kondisi keuangan, hubungan sosial, hingga kesehatan mental. Sayangnya, banyak mitos yang berkembang di masyarakat mengenai cara mengatasi kecanduan judi. Mitos-mitos ini bisa menyesatkan dan membuat proses pemulihan menjadi lebih sulit. Oleh karena itu, penting untuk membedakan antara mitos dan fakta agar kita bisa membantu diri sendiri atau orang lain dengan cara yang benar.
Mitos 1: Kecanduan judi hanya soal kurangnya kemauan
Fakta:
Ini adalah salah satu mitos paling umum. Banyak orang percaya bahwa seseorang bisa berhenti berjudi hanya dengan “niat kuat” atau “kemauan keras”. Padahal, kecanduan judi adalah kondisi kompleks yang melibatkan fungsi otak, emosi, dan perilaku. Sama seperti kecanduan zat tertentu, otak penjudi mengalami perubahan kimiawi yang membuatnya sulit untuk mengendalikan dorongan berjudi. Tanpa bantuan profesional, kemauan saja sering tidak cukup.
Mitos 2: Hanya orang yang berjudi setiap hari yang disebut kecanduan
Fakta:
Frekuensi bukan satu-satunya indikator kecanduan. Seseorang bisa dianggap kecanduan judi meskipun hanya berjudi sesekali, asalkan aktivitas itu sudah menyebabkan kerugian finansial, konflik dalam hubungan, gangguan pekerjaan, atau tekanan psikologis. Kecanduan tidak selalu terlihat dalam kuantitas, tetapi lebih pada dampak dan ketidakmampuan untuk berhenti.
Mitos 3: Kecanduan judi tidak separah kecanduan narkoba atau alkohol
Fakta:
Meskipun tidak melibatkan zat, kecanduan judi bisa sama destruktifnya dengan kecanduan lainnya. Banyak penjudi mengalami depresi berat, isolasi sosial, kebangkrutan, bahkan pikiran untuk bunuh diri. Efek psikologisnya bisa sangat kuat, dan dampaknya terhadap keluarga serta kehidupan sosial sering kali lebih besar dari yang dibayangkan.
Mitos 4: Begitu berhenti, masalah langsung selesai
Fakta:
Berhenti berjudi hanyalah langkah awal dari proses pemulihan. Pemulihan mencakup perubahan pola pikir, manajemen emosi, penyesuaian gaya hidup, dan membangun kembali hubungan yang rusak. Selain itu, banyak mantan penjudi mengalami kambuh, yang merupakan bagian umum dari proses pemulihan. Oleh karena itu, diperlukan sistem dukungan yang berkelanjutan.
Mitos 5: Membayar utang penjudi akan menyelesaikan masalah
Fakta:
Membantu seseorang melunasi utang dari hasil berjudi tidak serta-merta menghilangkan kecanduan. Bahkan, ini bisa memperparah masalah karena penjudi mungkin merasa akan selalu diselamatkan. Solusi terbaik adalah mendorong mereka mencari bantuan profesional dan belajar bertanggung jawab atas tindakan mereka, bukan hanya menutup konsekuensinya.
Mitos 6: Tidak perlu bantuan profesional, cukup berhenti sendiri
Fakta:
Meskipun beberapa orang bisa berhenti sendiri, bantuan profesional sangat meningkatkan peluang pemulihan jangka panjang.
Mitos 7: Terapi tidak akan berhasil jika orang tersebut belum “benar-benar ingin” berubah
Fakta:
Meskipun motivasi pribadi penting, banyak orang memulai terapi dengan perasaan ragu atau dipaksa oleh keluarga. Namun, dengan waktu dan proses yang tepat, motivasi itu bisa tumbuh selama terapi berlangsung. Bahkan jika seseorang belum sepenuhnya yakin, terapi tetap bisa menjadi tempat untuk mengeksplorasi perasaan dan membangun niat positif.
Penutup
Mengatasi kecanduan judi bukanlah proses yang instan atau mudah, dan jalan menuju pemulihan sering kali diwarnai dengan pasang surut. Dengan memahami perbedaan antara mitos dan fakta, kita dapat memberikan dukungan yang lebih tepat kepada diri sendiri atau orang-orang terdekat yang sedang berjuang. Langkah pertama untuk keluar dari lingkaran kecanduan adalah menyadari bahwa masalah ini nyata dan dapat diatasi dengan pendekatan yang tepat, bukan dengan penyangkalan atau kesalahpahaman.